SEOprofiler SEO software

Rabu, 22 Mei 2013

Pengamatan Terhadap Perkembangan Embrio Ayam



BAB I
Pendahuluan

Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang di konsumsi selain daging, ikan dan susu, umumnya yang dikonsumsi berasal dari jenis burung seperti ayam, bebek dan angsa. Saat telur-telur sudah keluar dari tubuh ayam betina, waktunya para induk untuk mengeraminya selama kurang lebih 21 hari. Pada masa itu, aktivitas telur berubah menjadi embrio anak ayam dan pada akhirnya siap untuk menetas menjadi anak ayam. Tapi, belum banyak orang yang tertarik mempelajari bagaimana aktivitas embrio anak ayam saat sedang berada di dalam telur. Umumnya orang hanya tau saat mereka menetas dan menjadi anak ayam secara utuh.

Menurut klaim para peneliti, embrio ayam dapat terjaga dan bangun saat berada di dalam telur sebelum menetas. Embrio itu akan mengalami rangsangan gerak ketika mendengar suara ayam dewasa berkotek-kotek. Namun suara yang mempengaruhi aktivitas embrio itu hanya berasal dari ayam betina yang menjadi indukan. Para peneliti percaya, anak ayam yang lahir secara prematur mungkin memiliki kemampaun belajar lebih awal tentang pergerakan dan suara dari induknya.

 Untuk terjadinya suatu penetas pada telur ayam serta mengetahui perkembangan lanjut embrio diperlukan adanya penelitian. Dan untuk dilakukan penelitian ini diharapkan agar kita dapat membandingkan perkembangan lanjut embrio ayam antara hari yang berbeda secara beraturan. Dan diperlukan adanya ketelitian dalam pelaksanaannya.
Tujuan

            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membantu Mahasisiwa agar dapat mengetahui secara langsung tahapan-tahapan perkembangan embrio, yang menjadi contoh pada praktikum ini adalah telur ayam. Dan juga memberitahukan kepada mahasiswa bagian-bagian apa saja yang terdapat pada telur.

Manfaat

            Mahasiswa dapat mengetahui tahapan-tahapan pembentukan embrio, dan juga bagian – bagian apa saja yang terdapat pada telur.


BAB II
Tinjauan Pustaka

Pengetesan fertilitas telur adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Hal ini terutama diperlukan untuk menentukan jumlah telur yang fertile untuk terus ditetaskan sedangkan yang tidak fertile atau tidak bertunas harus disingkirkan karena tidak berguna dalam proses penetasan dan bahkan Cuma buang buang tenaga dan tempat saja. Padahal tempat yang ada dapat dimanfaatkan untuk telur telur fertile yang lain atau yang baru akan ditetaskan. 

Tes fertilitas semacam ini tidak akan mempengaruhi perkembangan embrio telur, malah sebaliknya kita akan tahu seberapa normal perkembangan embrio didalam telur tersebut telah berkembang atau bertunas. Tatapi tetap sebagai hal yang terpenting dalam proses ini adalah mengetahui seberapa banyak telur yang fertile dan dapat menentukan langkah langkah yang diperlukan untuk telur yang tidak fertile terutama jika telur telur tersebut diberikan coretan / tulisan mengenai asal telur dan tanggal di telurkan oleh sang ayam maupun informasi asal kandangnya (Admin dkk., 2010).


Germinal ectoderm, mesoderm dan endoderm.
Ketiga lapisan tersebut mempunyai masing-masing turunan yaitu:
1.         Turunan ektoderm yaitu pembentukan system saraf pusat dan mata
2.         Turunan mesoderm: pembentukan organ tubuh, system urogenital dan peredaran darah.
3.  Turunan endoderm: pembentukan system pencernaan makanan dan pernafasan.Embrio ayam mulai berkembang dari keliling germinal disc yang tampak  jelas. Dalam waktu 48 jam embrio ayam telah memiliki suatu tipe sirkulasi darahyang berliku-liku dalam tubuhnya. Ditopang oleh kuning telur. Pada akhir periode sepertiga dari yang pertama periode inkubasi, garis bentuk embrio mulai tampak dan jenis kelamin diketahui pada awal hari kelima masa inkubasi (Sudarwati, 1990)


Pada hari pertama sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai terjadi. Sel permulaan untuk system pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-18. Pada jam-jam berikutnya, secara berturut-turut sampai dengan jam ke-24, mulai juga terbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel permulaan untuk jaringan tulang belakang, formasi hubungan antara jaringan otak dan jaringan syaraf, formasi bagian kepala, sel permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf mata. Para penetas yang sudah berpengalaman akan mampu membedakan telur fertile dan telur tidak fertiledihari ke-1 ini (Surjono, 2001).

Pengetahuan tentang fertil dan tidaknya telur sangat diperlukan. Selain pengetahuan terhadap seleski sik telur, kefertilan telur juga perlu diketahui. Seleksi sik
yang dapat dilakukan diantaranya kebersihan telur dari kotoran induknya, retak atau tidaknya telur serta bentuk ukuran telur (normal atau tidak). Namun terlepas dari hal tersebut tidak kalah pentingnya pengetahuan mengenai fertil/infertil telur dilihat dari dalam telurnya yang dapat dibandingkan sebagai berikut :
1. Lempengan embrio
2. Area pelucida
3. Area Opaca
4. Chalazae
Telur infertil : lempengan embrio terakumulasi oleh material putih di tengah (Wijayanti, 2005)

Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruhDNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio. Pada manusia, terbentuk embrio (mudigah) antara umur 3-5 minggu masa kehamilan dan sudah tampak rancangan bentuk alat-alat tubuh. Pada hewan, perkembangan zigot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis (Wikipedia, 2012)


BAB III
Metode Percobaan

1.   Alat dan Bahan
a.       embrio ayam umur 1 – 20 hari.
b.      Spuid
c.       Gunting / pinset anatomi
d.      Cawan petri

2.   Cara Kerja
a.       Ketok telur pada bagian tumpul.
b.      Buka kerabang perlahan-lahan dengan gunting atau pinset anatomi pada bagian yang di ketok tadi.
c.       Perlahan kelurkan putih telur dari kerabang dan letakkan pada cawan petri.
d.      Amati bagian-bagian dari embrio ayam tersebut.







BAB IV
Hasil dan Pembahasan

1.      Hasil



Hari ke1


Hari ke 2


Hari ke 3
Hari ke 4

Hari ke 5




 Hari ke 6


 Hari ke 7


Hari ke 8

Hari ke 10

Hari ke 13
Hari ke 14


Hari ke 17
Hari ke 20



2. Pembahasan

Bagian – bagian embrio ayam dan fungsinya yakni sebagai berikut :
Pada hari pertama terlihat
·         Cangkang telur, mempunyai banyak pori yang penting untuk pertukaran udara dan untuk melindungi embrio.
·         Rongga udara, sebagai sumber oksigen bagi embrio.
·         Albumen / putih telur, berfungsi untuk melindungi embrio, dari goncangan behaya lain dan sebagai cadangan makanan.
·         Kuning telur, sebagai persediaan makanan bagi embrio. Dibagian atas dari kuning telur terdapat embrio.
·         Kalaza, menahan kuning telur, supaya tetap pada tempatnya.
·         Keping lembaga/lempeng embrio, sel yang akan tumbuh menjadi individu baru. yang di dalamnya terdapat area ovaca, area pelusida dan peta takdir.
·         Membran vitelin, membungkus kuning telur supaya tidak menyebar.
·         Peta takdir, merupakan bagian yang akan terbentuk menjadi jantung embrio
·         Permulaan terbentuk susunan syaraf.

Hari ke-2
·         Peta takdir sudah berkembang menjadi bakal jantung

Hari ke-3
·         Jantung sudah terbentuk dan sudah berdetak
·         Kaki dan mata mulai terbentuk dan dikembangkan.
Hari ke-4
·         Tampak pembuluh darah
·         Kaki dan mata sudah terlihat jelas
·         Bakal sayap dan lidah mulai tampak
Hari ke-5
·         Kepala,mata,hidung dan organ reproduksi sudah mulai jelas
Hari ke-6
  • Hampir sama dengan hari ke lima
Hari ke-7
·         Alat tubuh mulai berkembang
·         Paruh muncul
·         Mata sudah menonjol
Hari ke-8
·         Mata terlihat jelas
·         Tenggorokan mengeras
Hari ke-10
·         Paruh mulai keras, bentuk kaki tampak dan kaki mulai terbayang.
·         Sudah ada darah di embrio, pertumbuhan vitelunya sudah maksimal.
·         Folikel bulu tumbuh
Hari ke-13
·         Bulu sudah terlihat
·         Sisik dan cakar mulai terlihat
·         Terbayang anak ayam sederhana, kerangka mengeras dan alat tubuh dapat di bedakan.
·         Perut sudah membesar, organnya sudah mulai jelas yang di tandai dengan kuning telur sudah berkurang/masuk ke perut.
Hari ke-14
·         Striktur tubuh  sudah terlihat dengan ditutupi bulu
Hari ke-17
·         Bentuk kepala normal, paruh terletak sempurna dibawah sayap kanan.
·         Paruh dan kuku sudah keras memamg sudah siap untuk menetas
Hari ke-20
·         Semua alat ekstrimitas dan semua organ sudah berfungsi dan terbentuk sempurna
·         Selaput kuning telur melengkapi pintu masuk dalam rongga badan, embrio menempati seluruh areal kulit kecuali ruang udara, pusat mulai tertutup, paruh mengarah kerongga udara menembus selaput kulit bagian dalam. Pelan – pelan mulai menghirup udara melalui paru – paru dan paru – paru sudah berkerja dengan semestinya.
·         Cangkang sudah mulai rapuh, kuning telus sudah masuk semuanya, cangkang sudah di penuhi oleh tubuhnya.
Hari ke-21
·         Anak ayam dengan paruhnya menembus kulit telur memotong kehidupan di dalam telur sesuai perputaran jarum jam.

Adapun kejadian melesetnya waktu tahapan-tahapan perkembangan embrio pada ayam ini terjadi akibat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu seperti:
- Suhu lingkungan
- Intensitas cahaya
- Medium
- Jarak lampu terhadap embrio















BAB V
Penutup

1.      Kesimpulan

·         Masa normal waktu perkembangan embrio ayam sejak keluar dari tubuh induknya sampai menetas  yaitu 21 hari.
·         Embrio itu akan mengalami rangsangan gerak ketika mendengar suara ayam dewasa berkotek-kotek yang itu merupakan induknya.
·         Peta takdir, merupakan bagian yang akan terbentuk menjadi jantung embrio.
·         Pada hari ke-20 paru-paru sudah berkerja bagaimana semestinya.
·         Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu:
o    Suhu lingkungan
o    Intensitas cahaya
o    Medium
o    Jarak lampu terhadap embrio

2. Saran

         Diharapkan lebih banyak lagi preparat yang di gunakan, sehingga akan tercipta praktikum yang lebih efisien lagi.
DAFTAR PUSTAKA


Admin, Ludi, dkk. 2010. Pengetesan Fertilisasi Telur. Jakarta: Gramedia

Sudarwati. 1990. Dasar-dasar struktur dan perkembangan hewan. Bandung: ITB

Surjono. 2001. Proses perkembangan embrio. Jakarta: UniversitasTerbuka

Wijayanti, Gratiana E., dan Sorta Basar Ida Simanjuntak. 2005. Viabilitas dan Perkembangan Embrio serta Larva Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) Pasca Chorion Puncture. Jurnal Biologi Indonesia. Vol. III, No. 10 : 411-419

Wikipedia. 2012. Embrio. (http://id.wikipedia.org/wiki/Embrio., di akses 22 Mei 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar