Membuat Sediaan Oles Spermatozoa
BAB I
Pendahuluan
Mikroteknik merupakan ilmu yang mempelajari tenik pembuatan sediaansecara mikroskopis. Dalam mikroteknik, sediaan yang dibuat berbahan dasar sel.Sel yang digunakan yaitu sel hewan dan sel tumbuham. Mikroteknik semakin berkembang dewasa ini. banyak metode yang digunakan untuk pembuatan sediaantergantung bahan yang akan digunakan. sel hewan yang kebanyakan digunakanuntuk pembuatan sediaan dengan metode smear ataupun embedding dan seringkali pula dengan metod whole mount.
Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan dari pada sel hewan karena struktur sel hewan an sel tubuhan yang berbeda. Praktikum inidilakukan karena ingin mengetahui cara atau teknik-teknik pembuatan sediaanmetode oles. Salah satu metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis adalah metode oles (smear method). Metode oles adalah suatu cara membuat sediaan mikroskopis dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas obyek, dimana metode ini biasanya digunakan pada pembuatan sediaan darah; spermatozoa; cairan haemolimfe belalang; protozoa; mukosa mulut; dan mukosa vagina.
Metode Oles dapat pula digunakan dalam pemeriksaan sitologi konvensional atau dikenal dengan Pap Smear yang artinya pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dimana sampel diambil melalui vagina, kemudian di usapkan pada kaca benda, lalu diwarnai, untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop olehseorang dokter ahli Patologi Anatomi. Namun, dalam paktikum ini metode oles digunakan dalam pemeriksaan spermatozoa saja yang cara kerjanya hampir sama dengan pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim.
Sedangkan sel tumbuhan kebanyakan dibuat dengan menggunakan metode yang lebih ringan dari pada sel hewan karena struktur sel hewan an sel tubuhan yang berbeda. Praktikum inidilakukan karena ingin mengetahui cara atau teknik-teknik pembuatan sediaanmetode oles. Salah satu metode yang digunakan dalam pembuatan sediaan mikroskopis adalah metode oles (smear method). Metode oles adalah suatu cara membuat sediaan mikroskopis dengan jalan mengoles atau membuat selaput tipis dari bahan yang berupa cairan atau bukan cairan di atas gelas obyek, dimana metode ini biasanya digunakan pada pembuatan sediaan darah; spermatozoa; cairan haemolimfe belalang; protozoa; mukosa mulut; dan mukosa vagina.
Metode Oles dapat pula digunakan dalam pemeriksaan sitologi konvensional atau dikenal dengan Pap Smear yang artinya pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dimana sampel diambil melalui vagina, kemudian di usapkan pada kaca benda, lalu diwarnai, untuk kemudian dilihat di bawah mikroskop olehseorang dokter ahli Patologi Anatomi. Namun, dalam paktikum ini metode oles digunakan dalam pemeriksaan spermatozoa saja yang cara kerjanya hampir sama dengan pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim.
1. Tujuan
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bentuk dari pada sperma dan dapat membedakan bentuk sperma yang normal dan abnormal.
2. Manfaat
Mahasiswa mengetahui
bentuk normal dan abnormal dari sperma,
guna untuk bidang medis dalam mendeteksi penyakit, ataupun dalam memilih
bibit/sperma unggulan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Salah satu upaya yang mungkin dilakukan untuk mempertahankan kualitas spermatozoa epididimis selama proses kriopreservasi (pembekuan) adalah dengan menambahkan gula (karbohidrat) ke dalam larutan pengencer. Gula berfungsi sebagai substrat bagi sumber energi dan krioprotektan ekstraseluler, sehingga dapat melindungi dan menunjang kehidupan spermatozoa selama proses pengolahan. Gula telah terbukti mampu memperbaiki kualitas semen beku (spermatozoa ejakulat), seperti sukrosa pada semen beku sapi, trehalosa dan EDTA pada semen beku domba Pampinta, serta dextrosa, rafinosa, trehalosa, dan sukrosa pada semen domba Garut (Yulnawati, 2005).
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa adalah sel dari sistem reproduksi laki-laki. Sel sperma akan membuahi ovum untuk membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio.
Sel sperma manusia adalah sel sistem reproduksi utama dari laki-laki. Sel sperma manusia terdiri atas kepala yang berukuran 5 µm x 3 µm dan ekor sepanjang 50 µm. Sel sperma pertama kali diteliti oleh seorang murid dari Antonie van Leeuwenhoek tahun 1677.
Sperma berbentuk seperti kecebong, dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu: kepala, leher dan ekor. Kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Bagian leher menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Sedangkan ekor berfungsi untuk bergerak maju, panjang ekor sekitar 10 kali bagian kepala (Wikipedia, 2012).
Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang diproduksi pada proses spermatogenesis yang terjadihanya di tubulus seminiferus yang terletak di testes(Susilawati, 2011).
Spermatogenesis bermula dengan terjadinya proses pembelahan pematangan pertama dimana kromosom ayah dan ibu terbagi untuk dua sel anak (spermatosid II) yang kemudian membelah menjadi spermatid dan melalui pembelahan pematangan kedua akan dihasilkan empat sel sperma (Rohen, 2009).
Sperma yang kelainan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitucacat bawaan dari lahir, kegagalan testis untuk turun ke skrotum, pemaparan bahaya seperti sinar-x,radioaktivitas, beberapa gangguan genital, kondisi panas disekitar testis dan stres emosional (Alam, 2007).
Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa adalah sel dari sistem reproduksi laki-laki. Sel sperma akan membuahi ovum untuk membentuk zigot. Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap yang akan berkembang menjadi embrio.
Sel sperma manusia adalah sel sistem reproduksi utama dari laki-laki. Sel sperma manusia terdiri atas kepala yang berukuran 5 µm x 3 µm dan ekor sepanjang 50 µm. Sel sperma pertama kali diteliti oleh seorang murid dari Antonie van Leeuwenhoek tahun 1677.
Sperma berbentuk seperti kecebong, dan terbagi menjadi 3 bagian yaitu: kepala, leher dan ekor. Kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus). Bagian leher menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Sedangkan ekor berfungsi untuk bergerak maju, panjang ekor sekitar 10 kali bagian kepala (Wikipedia, 2012).
Spermatozoa adalah sel gamet jantan yang diproduksi pada proses spermatogenesis yang terjadihanya di tubulus seminiferus yang terletak di testes(Susilawati, 2011).
Spermatogenesis bermula dengan terjadinya proses pembelahan pematangan pertama dimana kromosom ayah dan ibu terbagi untuk dua sel anak (spermatosid II) yang kemudian membelah menjadi spermatid dan melalui pembelahan pematangan kedua akan dihasilkan empat sel sperma (Rohen, 2009).
Sperma yang kelainan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitucacat bawaan dari lahir, kegagalan testis untuk turun ke skrotum, pemaparan bahaya seperti sinar-x,radioaktivitas, beberapa gangguan genital, kondisi panas disekitar testis dan stres emosional (Alam, 2007).
BAB III
Metode Percobaan
1. Alat
dan Bahan
a.
Mikroskop
b.
Cawan petri
c.
Spermatozoa sapi dan tikus
d.
Objek glass
e.
Giemsa atau eosin
f.
NaCl
g.
Alat bedah
2. Cara
Kerja
a. Ambillah cairan yang mengandung
spermatozoa yang berasal dari testis, epididimis,atau vas deferen sapi dan
tikus.
b. Jika cairan itu pekat larutkan dengan
NaCl fisiologis, kemudian teteskan cairan pada objek glass yang bersih. Dengan
objek glass yang lain dioleskan setipis mungkin dan fiksasi dengan cara
melewatkannya di atas api.
c. Warnai dengan giemsa atau eosin, selama 3
– 5 menit. Cuci dengan air mengalir. selanjutnya keringkan kembali, periksa dibawah mikroskop.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Hasil dari pengamatan sperma sapi dan
tikus di peroleh hasil yakni sebagai berikut:
Struktur spermatozoa dapat di bagi dalam
3 bagian yaitu:
·
Kepala
·
Leher/ mid piece
·
Ekor/ flagel
Perbedaan yang tampak sangat signifikan antara sperma sapi
dan sperma tikus yakni terletak pada bagian kepalanya. pada sperma sapi
terlihat berbentuk oval seperti buah pir, sedang pada sperma tikus berbentuk
seperti mata kail.
2. Pembahasan
Dari pengamatan yang dilakukan, maka pada
bagian:
Kepala
Pada sperma sapi, bentuknya sama seperti
sperma manusia. Bentuk kepala yaitu oval atau elips, sehingga terlihat
berbentuk seperti buah pir. pada bagian ini, dua pertiga anterior dilindungi
oleh lapisan yang dimodifikasi protoplasma, yang dinamakan kepala-topi. Dalam beberapa binatang, bagian ini
termodifikasi menjadi berduri seperti tombak-proses atau perforator, yang
berfungsi untuk memudahkan masuknya spermatozoa ke dalam ovum. Tapi, ada pula
bentuk kepala sperma yang seperti mata kail, seperti pada sperma tikus. Bagian
posterior kepala menunjukkan ketertarikan untuk reagen tertentu, dan menyajikan
penampilan lurik melintang, karena dilintasi oleh tiga atau empat band gelap.
Dalam beberapa hewan rodlike sentral filamen memanjang ke depan selama sekitar
dua-pertiga dari panjang kepala, sementara di lain tubuh bundar terlihat di
dekat pusatnya. Kepala berisi massa
kromatin, dan umumnya dianggap sebagai inti sel dikelilingi oleh amplop tipis.
Di dalam kepala sperma terdapat acrosome, dan nucleus yang di dalamnya terdapat
DNA dan RNA yang membawa gen keturunan.
Leher/ mid
piece
Leher
kurang terbatas dalam spermatozoa manusia dibandingkan pada mereka dari
beberapa hewan yang lebih rendah. Anterior sentriol, yang diwakili oleh dua
atau tiga partikel yang bulat, terletak di persimpangan kepala dan leher, dan
di belakangnya adalah sebuah band dari substansi yang homogen, yang
menghubungkan tubuh bagian atau batang seperti, dan dibatasi oleh terminal
belakang disk. Sentriol posterior ditempatkan di persimpangan tubuh dan leher
dan, seperti anterior, terdiri dari dua atau tiga partikel bulat. Sentriol ini
aksial filamen, dikelilingi oleh selubung, berjalan mundur melalui tubuh dan
ekor. Dalam selubung tubuh dari filamen aksial dikelilingi oleh benang spiral,
sekitar yang merupakan amplop yang berisi butir mitokondria, dan mitokondria
disebut selubung.
Ekor/ flagel
Ekor
yang sangat panjang, dan terdiri dari benang atau aksial filamen, dikelilingi
oleh sarungnya, yang mungkin berisi spiral benang atau mungkin menyajikan
penampilan lurik. Bagian terminal atau akhir-potongan ekor terdiri dari
filamen aksial saja. Ekor pada sperma
berfungsi sebagai alat gerak.
Ada pula Sperma yang abnormal yaitu
memiliki ciri-ciri mempunya 2 kepala atau dua ekor, ada juga yang tanpa kepala
atau ukuran dari kepala sperma tersebut lebih besar dari pada ukuran normal
kepala sperma. Sperma yang abnormal ini biasanya berdampak infertilitas pada
ovum. Namun apabila terjadi fertilisasi besar kemunkinan akan melahirkan
individu yang cacat.
BAB V
Penutup
1. Kesimpulan
· Struktur sperma terbagi menjadi 3 bagian
yaitu kepala, leher dan ekor.
· Pada bagian kepala sperama terdapat
acrosome dan DNA dan juga RNA yang terdapat di dalam nucleus untuk pewarisan
gen keturunan.
· Kepala Sperma berbeda-beda bentuknya
sesuai dengan jenis hewannya.
· Pada
bagian leher/mid piece terdapat butir mitokondria yang di sebut selubung.
· Ekor yang terdapat pada sperma berfungsi
sebagai alat gerak sampai menuju ovum.
· Sperma yang abnormal biasanya tidak bisa
memfertilisasi ovum. Apabila sperma abnormal ini memfertilisasi ovum maka besar
kemungkinan akan melahirkan individu yang cacat.
2.
Saran
Diharapkan lebih banyak preparat sperma
hewan yang berbeda spesiesnya digunakan dalam praktikum ini, sehingga mahasiswa
dapat membedakan lebih jauh tentang perbedaan sperma antar spesies hewan.
DAFTAR PUSTAKA
Alam,Syamsir.2007. Infertil. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Rohen,
Johannes W. dan Drecoll, EL.2009. Embriologi
Fungsional. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Susilawati,Trinil.2011. Spermatologi. Malang:UB Press
Wikipedia. 2012. Spermatozoid. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Spermatozoid.,
diakses 21 Mei 2012)
Yulnawati, Setiadi
MA. 2005. Motilitas dan keutuhan membran plasma spermatozoa epididimis kucing
selama penyimpanan pada suhu 4°C. Journal Medic Veteriner. 21:100-104
Tidak ada komentar:
Posting Komentar