SEOprofiler SEO software

Rabu, 17 April 2013

PENGENALAN ALAT KELAMIN BETINA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 

      Alat kelamin atau organ seksual adalah semua bagian anatomis tubuh makhlik hidup yang terlibat dalam reproduksi seksual dan menjadi bagian dari sistem reproduksi pada suatu organisme kompleks. Jenis alat kelamin seringkali menjadi penentu kelamin dari suatu jenis organisme. Secara umum alat reproduksi wanita yang dibagi atas dua bagian yaitu bagian luar dan bagian dalam alat kelamin luar (genetalia externa) 1. mons veneris 2. labia mayora (bibir besar) 3. labia minora (bibir kecil), 4. klitoris 5. vestibulum 6. himen (selaput dara) alat kelamin bagian dalam (genetalia interna) 1. vagina (saluran senggama) 2. rahim (uterus) 3. tuba fallopii 4. indung telur (ovarium) 5. parametrium (penyangga rahim).

1.2 Tujuan
     Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin betina secara       makroskopik dan mikroskopik.

1.3 Manfaat
      Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bentuk dan susunan alat kelamin betina secara makroskopik dan mikroskopik.


BAB III
METODE PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan 
      a) Secara makroskopik:
        1. Bak aluminium
        2. Pinset dan scalpel
        3. Preparat alat kelamin betina
      b) Secara mikroskopik:
        1. Mikroskop
        2. Preparat (Ovarium, Oviduct dan Uterus).
 3.2 Cara kerja
      a) Secara makroskopik:
        1. Preparat alat kelamin yang akan dipraktikumkan di keluarkan dari dalam toples yang 
            beformalin.
        2. Kemudian dibersihkan dengan air mengalir agar baunya tidak menyengat.
        3. Preparat alat kelamin betina di letakkan di bak aluminium.
        4. Diamati bagian-bagian alat kelamin betina tersebut.
      b) Secara mikroskopik:
        1. Diambil sampel dari preparat (Ovarium, Oviduct dan Uterus).
        2. Lalu diamati dengan menggunakan mikroskop.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


A. Organ Kelamin Primer  

Ovarium  
      Gonad atau ovarium, merupakan bagian alat kelamin yang utama, ovarium menghasilkan telur, oleh karena itu dalam bahasa Indonesia seringkali disebut induk telur, indung telur atau ada pula yang menyebutnya pengarang telur. Perkembangan ovarium pada masa reproduksi diatur oleh hormon-hormon yang berasal dari kelenjar hifofisa yang terdapat di dasar otak dalam kepala. Bentuk ovarium berbeda menurut spesiaes hewan (Frandson, 1986).

      Cavum abdomalis memiliki dwifungsi, sebagi organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mengekresikan hormone kelamin betina, estrogen dan progesteron. Dimana hormon  ini berperan penting dalam menyiapkan alat-alat reproduksi untuk kebuntingan dan memelihara kandungannya sampai melahirkan. Pasangan ovarium normal, pada sapi yang tidak bunting terletak di sebelah atas rongga perut, 30-45 cm di sebelah dalam dari lubang vulva : (a) ovaria biasanya terletak dekat dengan cornua uteri, yaitu tempat dimana dipertautkan dengan ligament ovaria ; (b) ligament ini merupakan bagian dari alat penggantung lebar yang menggantungkan saluran-saluran reproduksi pada dinding perut bagian atas.

      Ovarium bentuknya biasanya bulat telur atau bulat tetapi kadang-kadang pipih berhubung dengan pembentukan folikel dan corpoa lutea. Ukuran normal ovari sangat bervariasi dari satu spesies ke spesies lain bahkan antara spesies juga terdapat varisasi. Besar dan bentuk ovaria sering berubah. Ovarium umumnya berukuran panjang 32-42 mm, tinggi 19-32 mm dan lebar 13-19 mm dengan berat 10-19 gr. Pada anak sapi ovarium kiri lebih besar dibanding dengan ovarium kanan, sedangkan pada sapi dewasa ovarium kanan lebih besar. Sebagian besar dari permukaan ovarium diliputi oleh lapisan epitel lembaga, ova dapat dilepaskan dari setiap tempat pada permukaan ovarium. Medulla ovarium mengandung pembuluh darah , syaraf dan tenunan pengikat.  

      Folikel pada ovarium bergaris tengah 12 mm pernah ditemukan pada anak sapi berumur 4-5 bulan jauh sebelum pedet. Folikel yang masak bergaris tengah 8-19 mm. Sedangkan corpus luteum yang telah matang bergaris tengah 25-32 mm. Pada sapi yang tidak bunting dan normal, corpus luteum hanya aktif untuk beberapa hari, lalu mengecil. Corpus luteum pada sapi yang sedang bunting tetap tinggal dan aktif di dalam ovarium selama kebuntingan (Salisbury, 1985).

      Ovarium pada setiap spesies hewan berbeda bentuk morfologinya, ovarium sapi lebih kecil daripada kuda. Dan ovarium kanan biasanya lebih besar daripada yang kiri. Berbentuk oval, tidak mempunyai fossa ovarii. Terletak 40-45 cm dari pintu vulva sebelah luar. Apabila ada corpus luteum, maka lataknya superfisial, sehingga menonjol dan dapat dilihat dari permukaan luar. Corpus luteum berwarana kuning coklat (Aswin, 2009).
          
B.  Organ Kelamin Sekunder
     1. Oviduct (Tuba Fallopi)
        Oviduct atau tuba fallopi yang juga disebut tuba uterine adalah saluran  yang berpasangan dan berkonvolusi yang menghantarkan ova dari ovarium menuju tanduk uterus, dan juga merupakan tempat terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa. Tuba uterina bersifat bilateral, strukturnya berliku-liku yang menjulur dari daerah ovarium ke kornua uterina dan menyalurkan ovum, spermatozoa, dan zigot. Tiga segmen oviduk dapat dibedakan menjadi infundibulum, ampula, isthmus (Frandson, 1986).

          Epitel tuba uterina berbentuk silinder sebaris atau silinder banyak lapis dengan silia aktif. Baik sel tipe bersilia maupun tidak bersilia dilengkapi dengan mikrovili.
Mukosa langsung berhubungan dengan submukosa karena lamina muskularis mukosa tidak ada. Pada tuba uterina, propia submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel plasma, sel mast dan leukosit eosinofil. Tunika mukosa submukosa pada ampula membuat lipatan tinggi terutama pada babi dan kuda betina.

           Tunika muskularis terutama terdiri dari berkas otot polos melingkar, memanjang dan miring. Lapis otot tersebut memberikan jalur radial memasuki mukosa. Pada infundubulum dan ampula, tunika muskularis yang tipis dan tersusun oleh lapis dalam melingkar. Tunika serosa ada dan terdiri dari jaringan mengandung pembuluh darah dan saraf. (Brown, 1992 ).

          Tuba fallopi sapi betina  merupakan satu pasang saluran yang berkelok-kelok dan berjalan dari ovarium ke bagian sempit cornua uteri. Panjangnya rata-rata 12,4 cm pada anak sapi, 20,4 pada sapi dara, 24,5 pada sapi tua. Kisaran panjang dari tuba fallopi yaitu 20-35 cm. Tuba fallopi memiliki garis tengah terkecil kira-kira mulai dari bagian pertengahan pembuluh sampai titik terdekat persambungan dengan cornua uteri (Nuryadi, 2010).

       2. Uterus
      Uterus memiliki kesamaan antara beberapa ternak lainnya, yaitu berbetuk bicornua (dua tanduk). Pada hewan yang tak bunting uterus berada 25-40 cm ke deapan dari lubang vulva, tepat di depan cervix. Corpus Uteri bergaris tengah transversal 9-12 cm berukuran panjang 2-5 cm dan bagian depan terbagi atas 2 tanduk. Karena tanduk uterus terletak sangat berdekatan sepanjang 10-15 cm dan tumbuh bersama, maka seakan-akan corpus uteri tampak lebih panjang dari pada kenyataannya. Kadang-kadang tanduk uterus memanjang masuk ke dalam cerviks, sehingga tidak terdapat corpus uteri.  Pada tempat dimana kedua tanduk memisahkan diri garis tengahnya 3-4 cm, Dari tempat pemisahan panjang tanduk uterus biasanya 20-35 cm, membuat panjang seluruh uterus menjadi 30-55 cm. Panjang uterus beragam sesuai dengan umur hewan dan faktor lain (Nuryadi, 2010).

           Uterus sapi terdapat sebagian besar di ruang abdomen. Corpus uterinya sangat pendek (3-4 cm), tetapi mempunyai cornua uteri yang panjang (30-40 cm). Tidak seperti pada kuda extremitas abdominalis dari cornua uteri sapi berbentuk corong dan berhubungan dengan tuba uterine (Aswin, 2009).

            Uterus merupakan tempat implantasi zigot yang telah berkembang menjadi embrio. Dinding uterus terdiri dari (Brown, 1992) : Mukosa-submukosa atau endometrium, terdiri dari dua daerah yangberbeda dalam bangun dan fungsinya. Lapis superfisial disebut zona fungsional, dapat mengalami degenerasi sebagian atau seluruhnya selama masa reproduksi, estrus. Suatu lapis tipis, zona basalis tetap bertahan sepanjang daur. Zona fungsionalis. Epitel permukaannya berbentuk silinder sebaris pada kuda, anjing. Bagian superfisial terdiri dari jaringan ikat longgar yang mengandung banyak pembuluh darah dan sel-sel jaringan ikat seperti fibroblas, makrofag dan sel mast.

        Tunika muskularis atau miometrium, terdiri dari lapis otot dalam tebal yang umumnya tersusun melingkar, dan lapis luar memanjang terdiri dari sel-sel otot polos yang dapat meningkatkan jumlah serta ukuran selama kebuntingan. Diantara kedua lapis tersebut terdapat lapis vaskular yang mengandung arteria besar, vena serta pembuluh limfe. Pembuluh tersebut dapat memberikan darah pada endometrium.

        
Ada 4 macam tipe uterus, yaitu
   a. Dupleks; uterus kanan dan kiri terpisan dan bermuara secara terpisah ke vagina;
   b. Bipartil; uterus kanan dan kiri bersatu yang bermuara ke vagina dengan satu lubang;
   c. Bikornua; bagian uterus kana dan kiri labih banyak yang bersatu bermuara ke vagina dengan 
      satu lubang;
   d. Simpleks; semua uterus bersatu sehingga hanya memiliki badan uterus (Iqbal, 2007).

      3. Serviks
         Serviks merupakan bagian dari alat reproduksi yang berdinding tebal dengan panjang 5-10 cm dari tempat sambungan dengan uterus ke arah belakang yang berkesinambungan dengan vagina yang berdinding tipis. Fungsi utama menutup lumen uterus sehingga tidak memberi kemunghkinan untuk masuknya jazad mikroskopik maupun makroskopik ke dalam uterus dalam proses birahi, dengan mengsekresikan mukosa yang melewati vulva, membantu saat proses kebuntingan dengan mampu menutup dengan ketat dengan satu sumbat dari lender. Pada waktu melahirkan, Serviks akan berfungsi melebar yang memungkinkan fetus beserta selaputnya mudah melewatinya (Salisbury, 1985)

         Serviks atau leher uterus mengarah ke kaudal menuju ke vagina. Serviks merupakan sphincer otot polos yang kuat, dan tertutup rapat, kecuali pada saat terjadi birahi atau pada saat kelahiran. Pada saat birahi Serviks agak relaks sehinggga memungkinkan spermatozoa untuk memasuki uterus. Pada saat tersebut bukan tidak mungkin Serviks akan mengeluarkan mukus yang kemudian mengalir ke vulva. Peningkatan jumlah mucus juga diproduksi oleh sel-sel goblet pada serviks selama kebuntingan, guna mencegah masuknya zat-zat yang membawa infeksi dari vagina ke dalam uterus (Frandson, 1986).

         Epitel Serviks adalah silinder sebaris dengan banyak sel musigen. Sel mangkok ada. Sekresi lendir yang meningkat terjadi selama berahi dan bunting, dan banyak lendir keluar melalui vagina. Lamina propria terdiri dari jaringan ikat pekat tidak teratur yang bersifat edematous, sehingga tampak sebagai jaringan ikat longgar selama birahi. Tunika muskularis terdiri dari lapis dalam melingkar dan lapis luar yang memanjang. Serabut elastik terdapat pada jaringan ikat pada lapis otot polos yang melingkar. Lamina serosa serviks terdiri dari jaringan ikat longgar. Saluran memanjang dari epooforon sering tampak pada lapis ini (Partohardjo, 1980).

       4. Vagina
       Vagina merupakan perpanjangan dari cervix sampai ketempat sambungan uretra dengan saluran alat kelamin adalah bagian yang berdinding tipis. Vagina merupakan bagian dari organ repoduksi merupakan organ kopulasi pertemuan antara organ reproduksi jantan dan betina. Sel epitel berada dinding vagina yang berada dekat Serviks terdiri dari lapisan jajaran sel sel penghasil  lendir dan sel epitel tipis (Partohardjo, 1980).

           Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput  yang menerima penis hewan jantan pada saat kopulasi. Membran mukosa dari vagina adalah epitel squamosa berstrata yang tak berkelenjar. Pada bagian vagina sapi tersebut permukaannya tidak mengalami kornifikasi, kemungkinan karena rendahnya tingkat sirkulasi estrogen (Frandson, 1986).

          Vagina terletak horisontal di ruang pelvis, dimulai dari cervix uteri sampai vulva. Berbentuk tubulus sepanjang 15-20cm, dengan diameter 10-12 cm apabila diregang. Di bagian cranial dari vagina terdapat fornix vaginae yang merupakan kantong yang dibentuk oleh portio vaginalis uteri. Di bagian caudal vagina berhubungan dengan vulva. Vagina sapi lebih panjang daripada kuda, juga dindingnya lebih tebal. Panjangnya 20-35 cm. Di dinding ventral, diantara tunika muscularis dan selaput lendir terdapat 2 buah saluran Gartner yang bermuara di posterior orificium urethrae externum. Saluran Gartner adalah sisa embrional dari duktus Wolfii (Aswin, 2009)

         Dinding vagina memiliki tiga lapis : tunika mukosa-submukosa, tunika muskularis dan tunika adventisia atau serosa. Mukosa vagina memiliki epitel pipih banyak lapis yang meningkat tebalnya selama praestrus dan estrus. Pada daerah kranial vagina sapi betina, lapis permukaan dengan sel-sel silinder dan sel mangkok terdapat pada epitel pipih banyak lapis. Kelenjar intraepitel terdapat pada anjing betina selama birahi. Pada kuda betina , sel epitel berbentuk polihedral dengan sedikit lapis sel pipih pada permukaan. Lapis propria submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar. Tunika muskularis terdiri dari dua atau tiga lapis. Lapis dalam melingkar tebal terdiri dari otot polos dan dipisah menjadi dua berkas oleh jaringan ikat. Lapis luar tersusun memanjnag terdiri dari otot polos. Tunika adventisia terdiri dari jaringna ikat longgar dan mengandung pembuluh darah, saraf dan ganglia. Hanya bagian kranial vagina yang masih dibalut oleh serosa. Sebagian sel-sel otot polos dari lapis luar vagina menyusup ke daerah subserosa sehingga disebut muskularis serosa (Brown, 1992 ).

C. Organ Kelamin Luar
        a. Vulva
           Vulva merupakan alat kelamin betina bagian luar termasuk clitoris dan vestibulum. Bagian ini memiliki syaraf perasa, yang memegang peranan penting  pada waktu kopulasi. Kira-kira 7-10 cm masuk ke dalam dari lubang luar dan pada lantai dinding ventral vestibulum terdapat celah sepanjang 2 cm. Celah ini merupakan pintu masuk kedalam kantung buntu seburetrha (devertikulum suburethralis) dan juga merupakan sebagai orificium urethralis. Saluran urethra masuk ke dalam vestibulum sedikit di depan saluran buntu suburethra tadai pada dinding depan dan dapat merupakan sebagian dari saluran buntu tadi. Saluran buntu sendiri panjangnya 3 – 4 cm. saluran urethra berjalan ke depan, tepat di bawah vagina, ke kantung air seni (Salisbury,1986).
Vulva (pupendum feminium) adalah bagian eksternal dari genitalis betina yang terentang dari vagina sampai bagian yang paling luar. Pertautan antara vagina dan vulva ditandai oleh orifis uretral eksternal dan sering juga oleh suatu pematang, pada posisi cranial terhadap orifis uretral eksternal, yaitu hymen vestigial. Seringkali hymen tersebut demikian rapat hingga mempengaruhi kopulasi (Frandson, 1086).

        Vestibula vagina adalah bagian tubular dari saluran reproduksi antara vagina dan labia vulva. Labia atau bibir vulva adalah sederhana saja dan tidak terdiri dari labia mayor dan minor seperti pada manusia (Frandson, 1086).

      Lubang luar alat reproduksi sapi betina berada tepat dibawah anus. Panjang 12 cm dan mempunyai sudut lebar berbentuk bulat disebelah dorsal dan sudut sempit di sebelah ventral. Labia mayor yang tebal ditutup oleh rambut-rambut halus sampai tempat sambungan dengan mucosa. Pada perkawinan secara alamiah penis masuk ke dalam alat reproduksi betina melewati vulva, dan pada waktu melahirkan anak sapi melewatinya (Salisbury, 1986).
Vulva di bagi atas dua bagian yaitu :
* Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi vulva.
* Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva

     b. Klitoris
       Komisura ventral (bagian paling bawah) dari vulva terdapat klitoris  yang merupakan organ yang asal-usul embrionalnya sama dengan penis pada hewan jantan. Klitoris terdiri atas dua krura atau akar, badan dan kepala (glans). Klitoris terdiri dari jaringan erektil yang tertutup oleh epitel squamosa berstrata dan dengan sempurna memperoleh inervasi dari ujung saraf sensoris (Frandson, 1986).

       Tepat disebelah dalam di tempat pertemuan bawah bibir vulva terdapat tenunan erectile yang disebut clitoris. Hanya bagian ujung clitoris yang tampak, tetapi kira-kira keseluruhan panjang Klitoris kira-kira 10 cm. Klitoris mempunyai persamaan dengan penis hewan jantan. Labia minora atau bibir vulva yang kecil mengitari Klitoris, yang homolog dengan praeputium (Saliasbury, 1985).


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.  Pengamatan Mikroskopis Alat Kelamin Betina
      Dari pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan mikroskop, dapat diketahui bagian-bagian dari alat kelamin betina diantaranya yaitu sel ovarium, sel oviduk dan sel uterus, yang dapat terlihat secara jelas dibawah mikroskop.
       a. Sel Ovarium
       b. sel Oviduct (Tuba Fallopi)
       c. Sel Uterus


2. Pengamatan Makroskopis Alat Kelamin Betina
    Alat kelamin betina yang diamati secara makroskopis terdiri dari:

    1. Ovarium
        Ovarium terletak di sebelah kiri dan kanan rahim. Bentuk ovarium lonjong dengan panjang 2 –   2,5 cm, lebar 1 – 1,5 cm, tebal 0,5 – 1,5 cm dan berat 15 gram. Umumnya sel telur diproduksi setiap 28 hari. Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium ini terbungkus dalam kantong yang disebut folikel.  

    2. Oviduk
        Oviduk ini merupakan saluran yang panjang menuju ke rahim. Oviduk disebut juga saluran tuba fallopi. Di dalam saluran inilah terjadi pembuahan antara sperma dan ovum. Di dalam sepanjang saluran tuba fallopi ini terdapat rambut-rambut getar atau cilia yang berfungsi untuk mendorong atau mempermudah jalannya zigot hasil pembuahan.

     3. Uterus
         Uterus terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Caput Uteri'Serviks uteri (leher rahim) dan Korpus uteri (badan rahim). Dan juga uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan endometrium. Uterus (rahim) merupakan suatu rongga pertemuan dari dua saluran tuba falopi bagian kiri dan kanan. Uterus berbentuk seperti buah pir. Bagian bawah dari uterus disebut serviks (leher rahim). Jaringan yang menyusun uterus berupa otot polos dan lapisan endometrium (dinding rahim) yang tersusun dari epitel dan menghasilkan banyak lendir dan pembuluh darah. Ketika terjadi ovulasi, lapisan endometrium akan menebal, tetapi ketika menstruasi lapisan endometrium akan meluruh.

     4.  Vagina
        Saluran berbentuk tabung yang menghubungkan uterus ke bagian luar tubuh pada mamalia dan marsupilia betina. Dinding vagina tidak mempunyai kelenjar dan mempunyai 3 lapisan yaitu lapisan mukosa, lapisan muskularis dan lapisan fibrosa. Dalam lumen vagina terdapat mucus yang berasal dari cervix uterus.  Lapisan mukosa terdiri dari lapisan epitel berlapis pipih dengan tebal 150 – 200 um.  Lamina propria terdiri jaringan ikat longgar yang sangat kaya serabut-serabut elastih.  Di antara sel-sel jaringan ikat,  terdapat limfosit dan neutrofil dalam jumlah relatif banyak.  Selama fase menstruasi,  kedua jenis lekosit itu menginvasi lapisan epitel dan masuk ke dalam lumen vagina.  Lamina propria tidak mengandung kelenjar,  tetapi menunjukkan banyak pembuluh darah yang merupakan sumber cairan yang merembes melalui lapisan epitel  selama rangsangan seksual.

       5. Vulva
a. Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak di bagian luas dan membatasi  
    vulva.
b. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi 
    vulva.

DAFTAR PUSTAKA


Frandson. 1986. Anatomy and physiology of farm animals. Lea & febiger (philadelphia).

Ibrahim, R. 2000. Pengantar Ilmu Bedah Umum. Syiah Kuala University Press. Darussalam, Banda Aceh.

Yatim, W. 1990. REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI. Penerbit Tarsito: Bandung.

Anonimus. 2010. Organ Reproduksi Hewan Betina. (http://www.hotsidesite.blogspot.com., diakses 9 April 2013).











Selasa, 16 April 2013

PENGENALAN ALAT KELAMIN JANTAN



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
    Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan reproduksi. Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh. Yaitu sistem reproduksi. Sistem ini melibatkan organ organ reproduksi. Setiap makhluk hidup mempertahan eksistensinya dengan melakukan reproduksi. Sehingga makhluk ini tidak akan mengalami kepunahan.
   Reproduksi dapat terjadi secara seksual (kawin) dan aseksual (tak kawin). Perkembangbiakan aseksual terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Perkembangbiakan aseksual biasanya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakang (avertebrata). Perkembangbiakan generatif/seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (vertebrata)Reproduksi seksual terjadi antara jantan dan betina. Jantan memiliki sperma dan betina memiliki ovum sebagai alat reproduksi mereka. Proses pembentukan sperma pada jantan disebut dengan spermatogenesis. Dimana melibatkan hormon hormon dan keadaan tertentu agar bisa terbentuk sperma. Hipotalamus mengsekresikan GnRH yang merangsan hipofisa untuk mengsekresikan hormn FSH dan LH yang berperan dalam proses spermatogenesis.

B. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Agar mahasiswa mampu mengindentifikasi bentuk dan susunan alat kelamin jantan secara makrokopis dan mikrokopis
2. Manfaat
Mahasiswa mengetahui bentuk dan susunan, fungsi, dan letak dari  alat alat kelamin jantan secara makrokopis dan mikrokopis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

    Sistem reproduksi hewan jantan terdiri atas sepasang testis, pasangan-pasangan kelenjar asesori dan sistem ductus termasuk organ kopulasi. Testis berkembang didekat ginjal yaitu pada daeah krista genitalis primitif. Fungsi testis ada dua macam yaitu menghasilkan hormon sex jantan disebut androgen dan menghasilkan gamet jantan disebut sperma. Scrotum mempunyai fungsi untuk memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memeiliki 1-80 F lebih dingin dibandingkan temperatur rongga tubuh.Yang termasuk kelenjar asesori adalah sepasang vesicula seminalis prostat dan sepasang kelenjar bulbourethra atau kelenjar cowper (Partodihardjo,1985).
   Testis terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berbentuk tubulus, dibungkus oleh selaput tebal yang disebut tunika albugenia. Pada sudut posterior organ ini terbungkus oleh selaput atau kapsula yang disebut mediastinum testis. Septula testis merupakan selaput tipis yang meluas mengelilingi mediastinum sampai ke tunika albugenia dan membagi testis menjadi 250-270 bagian berbentuk piramid yang disebut lobuli testis. Isi dari lobulus adalah tubulus seminiferus, yang merupakan tabung kecil panjang dan berkelok-kelok memenuhi seluruh kerucut lobulus. Muara tubulus seminiferus terdapat pada ujung medial dari kerucut. Pada ujung apikal dari tiap-tiap lobulus akan terjadi penyempitan lumen dan akan membentuk segmen pendek pertama dari sistem saluran kelamin yang selanjutnya akan masuk ke rete testis (Frandson,1993).

BAB III
METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan bahan
   1. Bak aluminium                                
   2. Air
   3. sediaan awetan tubulus seminiferus dan ductus epididimis
   4. mikroskop
   5. Pinset dan scalpel

B. Cara kerja
   a.  Makrokopis
       Preparat alat kelamin yang akan diperiksa dikeluarkan dari dalam toples yang berformalin.
   Kemudian di bersihkan dengan air mengalir segar agar baunya tidak menyegat.
   Preparat alat kelamin jantan diletakkan di bak aluminium.
   Amati bagian bagian dari alat kelamin betina tersebut.
   b.  Mikrokopis
       Amati dengan mikroskop bagian bagian dari alat kelamin jantan secara mikrokopis.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil amatan terhadap alat kelamin jantan dapat prakktikan ketahui :



a. Mikrokopis
1. Tubulus seminiferus
   Bagian bagian nya yaitu :
   * Lumen (ruang kosong di dalam tubulus seminiferus)
   * Spermatid
   * Spermatosit primer (berukuran lebih besar dan terletak lebih kedalam dari tubulus seminiferus)
   * Spermatosit sekunder (terletak lebih keujung tubulus seminiferus)
   * Membrane basal (membrane antar tubulus seminiferus)
   * Sel leydig yang berfungsi menghasilkan hormone testoteron



b. Duktus epididimis
   bagian bagiannya yaitu :
   * Epididimis (terbentuk dari sel sel epitel silindris selapis bersilia
   * Silia (alat gerak)
   * Membrane basal



c.    Makrokopis
       Urutanya yaitu :
   1. Tubulus seminiferus
   2. Retestes
   3. Tubule rekti
   4. Everen
   5. Duktus epididimis ( terbagi 3, caudal, corpus, caput. Tempat pematangan sperma(caput),
      dan penyimpanan sperma(caudal).  
   6. Deveren
   7. Ampula (tempat penyimpanan sperma ketika akan diejakulasikan)
   8. Uretra
   9. Penis (alat penyaluran sperma ke dalam alat kelamin betina) lubang penis: orivisium uretralis
      eksterna
Pembagian penis :    

  • Radict Penis
  • Corpus penis
  • Gland penis (dikelilingi preputium(pelindung penis))

Sifat :
** Fibro elastic

   Terdiri dari musculus retactor dan musculus erector penis. Musculus retactor berfungsi untuk menarik penis setelah terjadi ejakulasi. Musculus erector penis berfungsi untuk mendorong dan mengeluarkan penis ketika perkawinan.

** Covernosus

   Sifat penis yang bersifat lentur. Pada uretra terdapat flexura primoidea yang berbentuk seperti huruf s

Kelenjar
  * Kelenjer vesikula seminalis. Berfungsi untuk memberikan nutrisi kepada sperma
  * Kelenger copper. Berfungsi untuk membersihkan uretra sebelum sperma di ejakulasikan
  * Kelenjer prostat. Berfungsi untuk memberi bau dan warna yang khas pada sel sperma
    Bagian lain :
    Skrotum adalah pembungkus testis. Yang berfungsi untuk melindungi testis dari luar, dan memjaga     suhu

Testis.
    Bagian bagianya:
    * Kulit
    * Tunika dartor
    * Tunika vaginalis
    * Tunika albugenis (melekat di testis).


DAFTAR PUSTAKA


Anonymous. 2013 ”reproduksi” www.wikipedia.com diakses tanggal 9/4/2013
Aryulina, diah dkk 2006 ”BIOLOGI : - Jilid 2” jakarta gramedia utama.




Terima kasih telah mengunjungi makalah Pengenalan Alat Kelamin Jantan ini semoga bermanfaat